Posts

Showing posts from December, 2009

Global Warming

Image
Sebagian besar manusia sulit untuk menyadari realitas kehancuran lingkungan hidup yang ada di sekitarnya, padahal tragedi masa depan sedang berjalan di depan mereka, nyatanya sudah pasti mereka tidak tau apa yang akan terjadi besok, lusa atau sebentar lagi, dan apakah mereka tidak mencoba berpikir akan sesuatu yang negative dengan masa depan lingkungan hidupnya?? Apakah mereka selalu merasa dirinya dan lingkungannya telah independent dari segala hal?? Bukannya telah kita ketahui sendiri, bahwa sesuatu bisa terjadi begitu saja tanpa adanya gejala yang berkaitan, namun sepertinya manusia tidak sadar akan hal itu (kira-kira realitanya seperti itu!). Memang yang namanya manusia biasa seperti kita tidak bisa dan mungkin tidak akan pernah bisa menentukan yang namanya akhir zaman ataupun kehancuran dunia, karena kalo masalah hal yang seperti itu, hanyalah milik yang kuasa saja. Namun mereka (manusia) tentunya sangat bisa merasakan perubahan cuaca (yang bersifat kasat mata itu) pada dirinya

Serial Ke-1 "Bunda"

Image
Di malam yang sunyi itu, aku duduk-duduk termagu sendirian disamping jendela kamarku. Sambil lalu melihat indahnya langit yang tampaknya tersipu malu. Diwaktu yang sunyi seperti itu, sering kali lamunanku tergores tentang masa laluku. Perih sekali kurasakan. Masa lalu yang memang penuh dengan panasnya api dunia. Dulu waktu bapakku masih hidup, sepertinya tiada waktu bagiku tanpa siksa. Ya…, dia jahat, serakah, kejam dan tidak puas-puasnya menyiksaku dan Bundaku. Aku benci sekali dengannya. Bapak…. Sepi, sunyi dan sendiri Dari waktu kewaktu kau jalani Merasakan hembusan angin surga menghampiri Atau… Panas dan ganas yang terus terlintas Pada dirimu yang terus memelas Menyicipi api neraka memeras Yang tanpa hentinya berteriak kesakitan tak terbatas Bapakku yang jahat… Disini, digubuk ini kau tinggal aku dan bundaku Hiruk-pikuk yang ku jalani penuh dengan rasa pilu Tak bisa merayu tuk menemanimu Hanya do’aku yang bisa ku ucapkan diatas batu nisan itu Oretan penaku te

Serial Ke-2 "Senja Dikolong Langit"

Image
Dari baris ke baris, terus ku rajut deskripsi jalan hidupku. Sebuah oret-oretan deskripsi yang sepertinya hanya tak lebih dari sekedar untaian imajinasi, tak lebih dari sekedar umpatan-umpatan orang yang tidak waras. Hanya saja aku masih bisa melihat terangnya sinar mentari di pagi ini, sehingga aku tak ubahnya seseorang yang memang pantas untuk dikatakan hidup. Hidup sendiri tak ubahnya sebuah misteri bagiku, kesana kemari yang ada hanyalah biner oposisi. Kalau tidak hitam, ya… putih. Kalau tidak iya, ya… tidak, kalau tidak kerja sehari saja, berarti hari itu juga aku akan menemukan puncak jalan hidupku. Mungkin, Tuhan telah memberikan sebuah keistimewaan pada diriku yang rapuh. Dia mungkin telah memberikan kebebasan hidup untukku. Kalau seandainya aku sudah bosan hidup, mungkin aku bisa saja mati tanpa kehendaknya. Biologisnya sih memang seperti itu, kalau tidak kerja sehari saja, mungkin aku bisa dengan sendirinya mati kelaparan. Yah, apalah arti hidup bagiku, kalau tanpa kehad

Serial Ke-3 "Orion"

Image
Pagi ini semua orang akan mengantarku ke tempat tidur terakhirku. Yang akan terus kusinggahi hingga kiamat menjelang nanti. Ya, hari ini aku memang benar-benar sudah mati. Semua menangis, semua merintih, semua berduka, meratapi kepergian orang sepertiku. Harusnya hal ini tidak terjadi hari ini. Mereka tak harus mengantar ataupun meluapkan airmata mereka. Mereka tak perlu bersedih untukku. Selama hidup tak sekalipun aku menyapa mereka, tapi aku juga ingin menangis ketika menyaksikan mereka berhujan airmata saat mengantarku ke pemakaman. Seketika itu juga aku mengerti dan menyadari, jika selama ini banyak sekali orang yang mencintai dan selalu berdiri disekelilingku, mendampingiku mengarungi hidup yang datar dan tak memiliki alur jelas ini. Aku ingin berteriak pada Malaikat Izrail, tolong kembalikan lagi nyawaku! Aku masih ingin menikmati rasa cinta yang diberikan oleh orang-orang ini! Tapi sayang, itu sama sekali tak mungkin. Sangat tidak mungkin terjadi. Takdir memang ironis, sejak aku