Inspiring V



Monika seorang gadis karyawati swasta. Bebrapa waktu yang lalu Monika berkenalan dengan seorang pemuda, Anton, sama-sama karyawan tapi beda perusahan. Karena tempat kerja mereka berdekatan., monika dan anton suka berangkat dan pulang kerja sama-sama naik angkutan kota. Kebetulan rumah anton melewati rumah monika. Mungkin karna terbiasa bersama-sama, hubungan mereka semakin dekat. Anton mulai berani berkunjung kerumah monika. Sekarang ini, boleh dikatakan mereka berpcaran. Mula-mula pacaran mereka biasa-biasa saja, sebatas bertemu, ngobrol, ketempat ibadat bersama-sama, kadang jalan-jalan, ngenet, makan bakso berdua. Namun akhir-akhir ini anton seperti mulai menuntut yang enggak-enggak. Saat berkunjug atau apel, anton suka memegang-megang tangan, bahkan bagian-bagian tubuh monika lainnya yang sangat pribadi. Selain itu anton juga pasti minta untuk mencium monika. Dan tidak Cuma dipipi, melainkan di bibir dan mulut sambil tangannya meraba-raba bagian tubuh monika. Tentu saja monika tidak berani untuk menolaknya, takut anton tersinggung. Monika pernah membicarakan ini kepada seorang teman wanitanya. Ternyata teman wanita itu malah menertawakan monika.

Menurut teman wanita monika, dalam pacaran semua itu sudah biasa. Dan yang dilakukan anton itu, menurut teman wanita monika belum seberapa. Pacaran orang dewasa bisa sampai necking, atau petting, bahkan koitus¸ asal keduanya sama-sama menyukai dan dilakukan scara aman, katanya. Monika tidak terlalau paham dengan penjelasan teman wanitanya itu, tapi dia malas bertanya lebih lanjut, takut makin dianggap bodoh. Monika menjadi bingung, betulakan kata-kata teman wanitanya itu? Apakah monika keliru kalau menolak melakukan apa yang diminta anton, pacarnya? Rasanya monika sungguh-sungguh mencintai anton, tetapi benarkan anton akan meninggalkannya jika monika menolak berbagai bentuk tindakan perlakukan anton yang membuat dirinya risih?

Persoalan yang dihadapi monika diatas berkaitan dengan seks dalam pacaran. Secara tradisional, pacaran adalah masa ketika sepasang lelaki dan perempuan yang merasa saling tertarik menjalin relasi secara semakin mendalam dalam rangka lebih saling mengenal serta menjajaki kemungkinan untuk menjadi pasangn hidup dimasa mendatang. Jika kedua pihak merasa saling cocok, maka segi relasi atau hubunganya sendiri akan berkembang mulai dari sekedar rasa saling tertarik meningkat menjadi rasa saling terikat atau melekat, dan akhirnya berpuncak pada rasa dipersatukan dan saling terlibat secara timbal balik. Konon, sesungguhnya baru pada tahap ketiga, atau puncak itulah sepasang lelaki dan perempuan akan menghayati pengalaman cinta atau saling mencintai. Lantas dimana letak seksnya?

Pandangan yang lebih holistik tentang seks dan cinta atau pacaran akan mengandaikan bahwa seks sebagai ekspresi dari keseluruhan sang pribadi akan tumbuh normal wajar seiring dengan pertumbuhan relasi diantara kedua pihak yang semakin mendalam. Salah satu tanda paling jelas apakah seks memang tumbuh secara harmonis seiring dengan pertumbuhan relasi adalah jika tidak ada keluhan dari salah satu pasangan. Pada kasus monika dan anton, karena monika mengeluh “dia menuntut yang enggak-enggak”, boleh dikatakan seks atau segi hubungan fisik dari pihak anton tumbuh terlampau cepat mendahului perkembangan relasi atau segi hubungan emosi setidaknya kiranya muncul pandangan yang cenderung memisahkan antara seks dan cinta atau pacaran, sehingga muncul ungkapan : Hubungan seks bisa berlangsung tanpa disertai keterlibatan emosi, sedangkan cinta sendiri bisa dipertahankan tanpa disertai hubugan seks.


Pandangan segregatif tentang seks dan pacaran diatas kini cenderung populer, khusunya lewat pemisahan antara seks untuk prokreasi dan seks untuk rekreasi. Yang pertama berarti seks demi demi mendapatkan keturunan, yang kedua berarti seks untuk bersenang-senang. Bisa dikatakan, pacaran tradisional cenderung dikaitkan dengan seks untuk prokreasi. Sebaliknya, anak muda jaman sekarang cenderung mengaitkan pacaran dengan seks untuk rekreasi, atau setidaknya lebih mengedepankan segi rekreatif seks dalam pacaran. Disitu, pacar cenderung dipandang tak lebih dari sekedar mitra untuk mencari fun atau kesenangan kenikmatan seksual.

Baik untuk tujuan prokreasi atau rekreasi, perilaku seksual antara lelaki dan perempuan diawali dengan tahap perangsangan. Lazimnya hal ini dilakukan dengan kontak atau sentuhan fisik secara sengaja. Tentu, sentuhan tersebut tidak dilakukan disembarang bagian tubuh melainkan khususnya pada apa yang disebut ‘erogenous zones’ atau ‘zona erogen’, yaitu bagian-bagian tubuh yang peka terhadap rangsangan seksual. Meliputi yang terpenting, ‘genital’, leher, telinga, dll. Sentuhan bisa dilakukan dengan tangan, mulut(tiuman).

Yang juga perlu diketahui, sampai tahap tertentu, perangsangan akan menimbulkan perasaan tertentu, monika menyebutnya “RISIH”. Pada lelaki, keadaaan ini akan ditandai dengan ‘ereksi’, pada perempuan ditandai dengan ’lubrikasi’ . perangsangan hanya akan efektif bila dilakukan secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu, ditandai dengan meningkatnya rasa “RISIH” diiringi sejenis kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan rangsangan pada bagian yang semakin erogen. Kalau ini diteruskan, tidak mustahil akan sampai kepuncak keterangsangan(maaf, “orgasme”).

Dibidang seks dan pacaran secara tradisional, lelaki memainkan peran kontrol positif dalam arti lelakilah yang lazimnya mengambil prakarsa melakukan kontak sekssual, sedangkan perempuan memainkan peran kontrol negative, dalam arti atau mencegah agar apa yang sudah dimulai oleh silelaki itu tidak berlanjut sampai kepuncak, memperhatikan kesungguhan monika dalam menyikapi seks dalam pacaran, kiranya kini yang perlu dia lakukan adalah sebagai berikut.

Pertama, monika perlu memastikan dengan pacar bahwa pacara mereka adalah TULUS BUKAN SEKEDAR FUN. Kedua, sepanjang tumbuh seiring dengan kedalaman relasi mereka berdua, monika tidak perlu takut atau merasa risih menikmati seks secara sehat dan menurut ukuran yang patut wajar. Sebaliknya ketika tidak boleh ragu-ragu memainkan peran kontrol negative bila dia merasa bahwa perilaku seksual anton atau mereka berdua cenderung kebablasan.(af)

Photo1 : https://www.psychologies.co.uk/sites/default/files/field/image/holdinghands.jpg
Photo2 : http://www.kokolife.tv/wp-content/uploads/2016/10/Relationship-Tips-On-Building-Meaningful-Relationships-That-Last-KOKO-TV.jpg 

Comments

Popular posts from this blog

Narasi Nur Ariyanti Ep 3 : Jangan Dibuang

An Inconvenient Truth: 2030 Indonesia Tenggelam

Narasi Nur Ariyanti Ep 1 : Menghidupkan Cahaya