An Inconvenient Truth: 2030 Indonesia Tenggelam



Presiden SBY boleh saja yakin bahwa di tahun 2030 nanti Indonesia masuk lima besar negara-negara maju di dunia. SBY memperkirakan, saat itu pendapatan perkapita penduduk Indonesia mencapai 18 ribu dolar AS, berkali lipat dari pendapatan per kapita saat ini. Adapun perusahaan-perusahaan berbendera Indonesia menjadi pemain-pemian utama dalam percaturan bisnis global.
Tetapi SBY harus ekstra hati-hati. Mimpi besar itu mungkin sekali berantakan di tengah jalan. Banyak faktor yang dapat menghalanginya. Sehari sebelum SBY menyampaikan mimpinya itu di Istana Merdeka saat meluncurkan buku Kerangka Dasar Indonesia 2030 yang ditulis Yayasan Indonesia Forum, Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) MS Hidayat telah memberi peringatan tentang bahaya yang akan dihadapi Indonesia bila sektor mikro ekonomi tidak berjalan di tahun 2007 ini. Kepercayaan investor terhadap sistem hukum di Indonesia pun harus segera dipulihkan. Selain itu, Hidayat juga mengingatkan agar pemerintah mereformasi birokrasi secara sungguh-sungguh.

Peringatan lain kemarin disampaikan environmentalist Prof. Emil Salim. Saat menjadi pembicara utama dalam pemutaran An Inconvenient Truth, film dokumenter yang dibintangi bekas wakil presiden AS Al Gore di Binus International University di Jakarta, Emil Salim mengatakan bahwa tanpa perang atau konflik politik sedikit pun di tahun 2030 nanti mungkin sekali ribuan pulau Indonesia akan karam, dan untuk menyelamatkan jutaan jiwa, pemerintah terpaksa memindahkan penduduk ke puncak pegunungan di Papua.

”Di tahun 2030 nanti ribuan pulau Indonesia, sekitar 2.500 dari 17 ribu pulau yang kita miliki mungkin tenggelam. Ini terjadi karena pemanasan global yang mendorong kenaikan permukaan air di kepulauan ini,” kata bekas menteri menteri lingkungan hidup ini.
Komentar Emil itu disampaikan sebagai komentar atas film Al Gore yang bercerita tentang fenomena kerusakan lingkungan di tingakt global. Al Gore yang dikalahkan George W Bush dalam pemilihan presiden di tahun 2000 lalu mengkritik negaranya yang menjadi penyumbang emisi terbesar di dunia. Itu artinya, Amerika Serikat berada di posisi pertama pada daftar negara yang bertanggung jawab terhadap pemanasan global. Film Al Gore ini didaulat sebagai film dokumenter terbaik pada ajang Academy Award tahun ini.

Menurut Emil yang juga alumni California University di Berkeley, bila Amerika Serikat adalah penyumbang emisi terbesar, maka Indonesia adalah penyumbang emisi terbesar ketiga di dunia. Ini akibat pembakaran hutan yang terjadi di mana-mana dalam skala raksasa. Dan semua itu, bersama gempa bumi, longsor, banjir dan lumpur panas (yang memakan korban jiwa), sebut Emil, “terjadi karena stupidity of human being (ketololan umat manusia).”

Emil mengatakan bahwa posisi geografis Indonesia yang amat unik ini: berada pada persilangan dua arus utama samudera di dunia, juga di antara dua kontinen, dan terlebih berada pada ring of fire atau rantai pegunungan berapi yang menjalar sepanjang gugus Pasifik, mestinya disadari tidak hanya oleh pemerintah, tetapi juga masyarakat dan pengusaha. Di sisi lain, Indonesia yang berada di daerah tropis juga memiliki nilai tambah yang luar biasa dibandingkan negara-negara lain di muka bumi.
Saat ditanya bagaimana mencegah Indonesia tenggelam di tahun 2030, Emil mengatakan dirinya menyerahkan hal itu kepada generasi muda yang menurut dia memiliki visi yang jauh lebih luas, dan kesadaran lingkungan yang jauh lebih tinggi.
”Kita seharusnya dapat mengkombinasi nilai tambah yang dimiliki bangsa ini dengan kesadaran kita akan posisi negara ini. Jangan mengulangi kesalahan yang telah dilakukan oleh generasi tua,” kata Emil lagi. Pada bagian akhir dia mengingatkan bahwa yang harus dijadikan pedoman adalah meningkatkan pembangunan tanpa melupakan kesinambungan lingkungan hidup. GUH

Photo1 : http://dgi-indonesia.com/wp-content/uploads/2013/01/Kolam-Indonesia-Tenggelam-Institut-Teknologi-Bandung.jpg

Comments

Popular posts from this blog

Narasi Nur Ariyanti Ep 3 : Jangan Dibuang

Narasi Nur Ariyanti Ep 1 : Menghidupkan Cahaya