Sajak Tanpa Bahasa
Sajak Tanpa Bahasa
by af.
Saat itu…
Aku berdiri terpaku melihat indahnya langit tersipu malu
Tampaknya, ada sepasang sayap hangat dan lembut menghampiriku
Menjadikan selimut dengan bulu-bulunya,
Yang membuatku merasa kaulah mahluk yang begitu sempurna bagiku
Setiap kali ku termenung…
Setiap waktu, sempat menyeka sisa-sisa luka dengan alasan sepercik kasih
Lama-lama sebagai pembalut yang bertimbun di balik cinta,
Malah semakin berarti,
Dan terus menitih dalam dimensi keraguan
Akan kah aku . . . . . .!
Terbang terbuai penghibur khayalan Menanti dambaan hati??
Sepertinya khayal telah menelan perasaanku
Tapi meski hanya sebuah ilusi
Tetap saja yang namanya setangkup kasih, selalu menjelma Getarkan relung hatiku
Mengikis adanya rasa yang tak pernah dan tak akah pernah terbuai untuk selamanya
Aku selalu mencoba menatap ke depan
Pandangi indahnya kala itu
Aku mencoba menghimpit kenangan yang setiap saat terbuai oleh tetesan air mata
Namun perlahan angin berhembus hingga terdengar sayup bisikan penuh ketulusan
Hingga akhirnya aku tenggelam dalam hanyutnya gemercik air hujan
Tapi…
Entah mengapa
Kau datang dengan setangkup rasa cinta
yang setelah itu, bisa membuatku bangkit dan melihat dunia lagi.
Sekarang…
Kurasa hembusan angin telah tehimpit di antara bayangan semu
Kurasa ratapan jiwa telah tertelan oleh manisnya cinta
Kini hanya asa saja yang tersisa
Dan rasa itu…
hanya bisa terbuai oleh ciuman, tatapan dan hangatnya rekapan pelukmu
photo2 : https://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2016/01/22/164/1079235/5-destinasi-wisata-indonesia-yang-romantis-d6E.jpg
hhhmmmmmmm....... so sweet.......
ReplyDeleteNadha.